OLEH : ASHHABUL YAMIN
Tulisan ini berjudul “Pengahalang Kebaikan”. Sebuah judul
yang menurut saya sangat sederhana namun tentu saja penuh tanya bagi anda yang
baru saja secara sepintas membacanya. Semoga tulisan sederhana ini mendapat
ridha dari Alloh SWT serta dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, dan bagi
siapa pun yang membacanya.
Hal-hal remeh temeh menurut kita terkadang berlalu begitu
saja tanpa kita sadari dan tanpa beban ternyata telah pergi meninggalkan kita. Ada
kita yang mendapat kesempatan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya, namun tidak
sedikit pula orang-orang yang tidak mendapatkan kesempatan setelah
kepergiannya. Apa yang saya maksud datang dan pergi disini itulah peluang
kebaikan.
Peluang kebaikan adalah kesempatan emas yang datang
kepada kita yang boleh jadi kita mengambilnya atau bahkan membiarkannya berlalu
begitu saja. Inilah ladang amal kita. Pilihannya adalah menjadikannya subur
makmur atau justru membiarkannya gersang dan tandus.
Hendaknya kita jangan menganggap remeh kehilangan sebuah
amal, orang lain shalat berjamaah, kita tidak; orang lain membaca Al Qur’an,
kita tidak; orang lain berpuasa, kita tidak; orang lain shalat sunnah tahajjud,
kita tidak; orang lain shalat sunnah dhuha, kita tidak; orang lain bersedekah,
kita tidak; padahal kita mampu melakukannya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Tentu
saja ada yang menghalangi dari peluang kebaikan ini, dan yang menghalangi biasanya
maksiat yang kita lakukan. Jika makin banyak terhalang kita dari
peluang-peluang kebaikan, sementara orang lain bisa melakukannya waspadalah
jamaah, dalam bahasa agama kita, inilah yang dinamakan futur. Jika futur ini
sudah turun dan melanda bathin kita, maka iman ini akan perlahan-lahan tergerus,
sampai nanti tidak terasa kita akan kehilangan banyak dan teramat berat untuk
mengejar ketertinggalan kita.
Kita harus selalu mewaspadai penghalang kebikan dan kehilangan-kehilangan
ladang amal ini. Jangan hanya sibuk dengan kehilangan duniawi, karena itu bukan
masalah yang berarti, tapi kehilangan peluang kebaikan, kehilangan ladang amal,
kehilangan nikmatnya beribadah, kehilangan air mata taubat, justru inilah yang menjadi
masalah yang nyata dan sesungguhnya akan menjegal kita baik dalam kehidupan
dunia, lebih-lebih kehidupan akhirat kita.
Dunia merupakan ladang ujian dan cobaan dan akan dinilai
oleh Alloh, siapakah diantara kita yang lebih amalnya. Sebagaimana firman Alloh
SWT dalam Al Qur’an Surah Al Mulk ayat 2 yang artinya :“yang menjadikan mati dan hidup,
supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia
maha perkasa lagi maha bijaksana.”
Kehidupan dunia merupakan ujian, sekaligus sebagai tempat
untuk melakukan amal-amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Dalam sebuah hadist yang
diriwayatka oleh Thabrani, Rasululloh SAW bersada yang artinya: “tidak
beranjak seseorang hamba dari tempat berdirinya pada hari kiamat, sehingga
ditanya tentang empat perkara. Umurnya untuk apa dihabiskan; ilmunya apakah sudah
diamalkan; hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan; dan badannya
untuk apa dipergunakan (H.R Thabrani)
Sebagai kesimpulan tulisan ini kita patut khawatir atas
hilangnya peluang-peluang kebaikan dan ladang amal yang saat ini menurut kita
hanya remeh-temeh saja. Ketika penyebabnya sudah mampu kita diagnosa yakni
banyaknya maksiat yang kita lakukan, maka kita bisa dengan mudah mengelola
kehidupan kita untuk menutup peluang-peluang maksiat menghampiri kita, dan
membuka peluang-peluang kebaikan dan ladang-ladang amal. Bukankah telah banyak
dari orang meninggal ingin kembali lagi kedunia ini hanya untuk bersujud kepada
Alloh dalam Shalatnya dan bersedekah hanya karena Alloh SWT. Semoga kita
sekalian termasuk ke dalam orang-orang yang tidak futur, dan terjaga dari
maksiat, menangkap peluang-peluang kebaikan dan menumbuh suburkan ladang amal
kita, serta mendapati nikmat dan manisnya beribadah kepada Alloh SWT, amin ya
Rabbal alamin.
Comments
Post a Comment